Kamis, 17 Maret 2011

Tsunami & Gempa di Jepang

TOKYO, KOMPAS.com Gempa dahsyat berkekuatan 8,9 menghantam timur laut Jepang, Jumat siang, dan menyebabkan banyak korban, kebakaran, dan tsunami sekitar 4 meter di sepanjang pantai negara itu. Demikian dilaporkan televisi NHK dan saksi.
Setelah gempa berkekuatan 8,9 itu, terjadi sejumlah gempa susulan yang juga kuat dan memicu peringatan tsunami setinggi 10 meter. Gempa tersebut menyebabkan bangunan terguncang di ibu kota Tokyo.
Gambar-gambar televisi menunjukkan terjangan bah yang membawa puing-puing bangunan. Televisi NHK memperlihatkan kobaran api dan asap hitam mengepul dari sebuah bangunan di Odaiba, daerah pinggiran Tokyo. Kereta api cepat di utara negara itu pun dihentikan.
Asap hitam juga membubung dari kawasan industri di daerah Yokohama Isogo. Tayangan televisi menunjukkan bahwa perahu, mobil, dan truk mengambang di air setelah tsunami menghantam kota Kamaichi di utara Jepang. Sebuah jembatan, lokasinya tidak diketahui, tampak telah runtuh ke dalam air. Kyodo mengatakan, ada laporan tentang kebakaran di kota Sendai di timur laut.
"Bangunan ini berguncang untuk waktu yang terasa lama dan banyak orang di ruang berita meraih helm mereka dan beberapa masuk ke bawah meja," kata koresponden Reuters, Linda Sieg, di Tokyo. "Mungkin ini gempa terburuk yang saya rasakan sejak saya datang ke Jepang lebih dari 20 tahun lalu." Para penumpang di jalur kereta bawah tanah di Tokyo menjerit. Goncangannya sangat kuat dan sangat sulit bagi orang untuk tetap berdiri," kata wartawan Reuters, Mariko Katsumura.
Ratusan pekerja kantor dan pengunjung toko tumpah ke jalan Hitotsugi di pusat perbelanjaan di Akasaka, pusat kota Tokyo.
Badan Survei Geologi AS (USGS) sebelumnya menyatakan bahwa gempa tersebut berkekuatan 7,9 dan berpusat di kedalaman 24,3 km sekitar 130 km di sebelah timur Sendai, di pulau utama Honshu. Namun, badan itu kemudian menyatakan bahwa gempa berkekuatan 8,9.
Pantai Pasifik di timur laut Jepang, yang disebut Sanriku, telah menderita akibat gempa dan tsunami pada masa yang lalu. Rabu lalu, daerah itu dilanda gempa berkekuatan 7,2 SR. Tahun 1933, gempa berkekuatan 8,1 SR di daerah tersebut menewaskan lebih dari 3.000 orang.
Gempa bumi merupakan hal biasa di Jepang, salah satu daerah seismik paling aktif di dunia. Sekitar 20 persen gempa berkekuatan 6,0 SR atau lebih terjadi di Jepang.

Korban Gempa dan Tsunami Jepang Capai 13.000  

Tim Liputan 6 SCTV
17/03/2011 09:15
Liputan6.com, Tokyo: Jumlah resmi korban tewas dan hilang setelah gempa bumi dan tsunami yang menghancurkan kawasan pesisir Jepang timurlaut telah mendekati 13.000, kata polisi, Rabu (15/3), namun laporan-laporan mengisyaratkan bahwa jumlah korban dalam musibah itu jauh lebih tinggi.

Sebanyak 4.314 orang telah dipastikan tewas, sementara jumlah orang yang hilang dalam bencana Jumat (11/3) itu mencapai 8.606 dan yang cedera 2.282, kata mereka, demikian AFP melaporkan.

Namun, laporan-laporan yang terus berdatangan mengisyaratkan bahwa jumlah akhir korban bisa jauh lebih tinggi dari angka resmi tersebut. Wali Kota Ishinomaki di Prefektur Miyagi mengatakan, Rabu, jumlah orang yang hilang mungkin mencapai 10.000, kata kantor berita Kyodo.

Radio pemerintah NHK melaporkan, sekitar 10.000 orang tidak diketahui keberadaannya di kota pelabuhan Minamisanriku di prefektur yang sama. Di tengah upaya penyelamatan massal, ada tanda-tanda bahwa banyak orang tewas di daerah pesisir wilayah timur Honshu yang porak-poranda itu, dimana gelombang raksasa menghancurkan atau merusak lebih dari 55.380 rumah dan bangunan lain.

Tsunami besar itu terjadi setelah gempa bumi dahsyat yang kata Badan Gempa AS memiliki kekuatan 8,9 skala Richter, gempa terkuat dalam sejarah Jepang. (Ant/ARI)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar